A G O R A
[VI]
“Eunwoo.”
Pemuda tampan berkulit pucat yang sedang serius membaca buku di salah satu sudut perpustakaan itu mengangkat wajahnya secara perlahan, siap memaki siapa pun yang mengganggu waktunya, ia walaupun dikenal dengan berbagai citra kurang mengenakan akibat prilakunya yang selalu menyombong karena status orangtuanya, tetap saja dirinya adalah siswa yang patuh dengan segala tugas dari para Master.
“Maaf menggangu waktumu.”
“Siapa kau?”
“Yohan, siswa tingkat pertama.”
Yohan menelan ludah tanpa sadar saat pandangan tajam Eunwoo menelisik penampilannya. Tangan Eunwoo menutup buku dengan kasar dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Dia menghembuskan napas dalam, “Ada perlu apa siswa tahun pertama mencariku?”
“Wooseok son of Aphrodite.” Yohan berbicara sedikit berbisik, “Dia meminta tolong padaku untuk bisa bertemu denganmu.”
Satu sudut bibir Eunwoo ditarik dengan pasti ketika mendengarnya. Dia seketika melembutkan tatapannya pada Yohan, “Kau berteman dengannya?” dan Yohan mengangguk cepat.
“Nanti sebelum makan malam di dekat danau.” Eunwoo berdiri dari duduknya, merapikan buku-buku di atas meja dan dimasukan ke dalam tas ranselnya dengan tenang. Satu tangannya menepuk pundak Yohan sesaat, “Tell him.”
“Tapi, Wooseok bilang aku boleh ikut. Aku harus menemaninya.”
Eunwoo terdiam sebentar lalu mengangguk kecil, “Tidak masalah. Kau memang harus menemaninya.” kepalanya sedikit condong untuk berbisik langsung ke telinga Yohan. “Temani dia, lindungi dia semampumu.”
Yohan menghembuskan napas lega setelah sosok Eunwoo menghilang dari pandangannya. Walaupun mereka sama-sama half blood, namun Yohan tidak bisa menampik aura dominan yang dimiliki Eunwoo, darah memang tidak bisa berbohong, dia adalah klan tertinggi. Namun, kening Yohan langsung berkerut dalam ketika mengingat kembali ucapan Eunwoo.
Kenapa dia harus melindungi Wooseok? Apa Wooseok dalam bahaya? Sebenarnya ada apa diantara Wooseok dan Eunwoo?
“Jelaskan maksud dari ucapanmu malam itu, Eunwoo.”
Wooseok berucap langsung tanpa basa basi ketika dirinya dan Yohan sudah sampai di tepi danau, menghampiri Eunwoo yang sedang bersandar sendirian di bawah pohon akasia. Dia tersenyum hingga matanya menyipit menyambut kedatangan Wooseok.
“Santai saja, Wooseok. Kau rupanya tidak suka bertele-tele.”
Wooseok hanya mendengus kecil dan Yohan hanya bisa mengerutkan keningnya, belum mengerti tentang pembicaraan dua orang ini. Presensinya hanya dibutuhkan sebagai pelengkap, hanya menemani putra sang dewi.
Kedua tangan Eunwoo dimasukan ke dalam saku celana seragamnya, entah hampir jam setengah tujuh malam half blood itu masih saja menggunakan seragam sekolah. Tubuhnya berdiri tegak tidak lagi bersandar, netranya menatap lurus pada Wooseok sambil menghela napas.
“Dia bukan werewolf. Jinhyuk bukan werewolf seperti yang kau sangka.”
Otak Wooseok bekerja cepat memproses apa yang diucapkan oleh Eunwoo, Jinhyuk bukan werewolf? lantas dia half olympian sama seperti dirinya? tapi kenapa dia tidak pernah melihat Jinhyuk di asrama? pikirannya sibuk dengan berbagai pertanyaan.
“Jinhyuk?” bisik Yohan yang merasa asing dengan nama itu. Dia semakin tidak mengerti dengan pembicaraan dua orang ini. Siapa Jinhyuk?
“He's half olympian!” Eunwoo berucap tenang, tungkainya melangkah ke tepi danau, menatap sisa cahaya kemerahan dari matahari terbenam yang mengintip di ujung danau. Langit sudah menghitam secara perlahan dan cahaya di sekitar mereka hanya berasal dari lampu tinggi di sekitar taman.
“Bagaimana bisa? lalu kenapa kau bilang dia berbahaya?” Wooseok tidak bisa menahan pertanyaannya, ia ikut melangkahkan kakinya untuk mendekati si kulit pucat itu dan berdiri di sampingnya, kepalanya mendongak untuk menatap langsung wajah Eunwoo.
Sambil mengangkat bahunya pelan, Eunwoo menolehkan wajahnya menatap paras putra Aphrodite yang penuh dengan rasa penasaran hingga kedua alisnya bertemu, tetap cantik walaupun ditengah cahaya tamaram.
“Eunwoo, jawab!” dengan berani Wooseok memegang lengan Eunwoo yang terbalut kemeja putih, sialnya lengan itu tetap terasa dingin, semakin dingin karena udara malam. Namun, Wooseok mengabaikannya, ia terlalu penasaran dengan sosok Jinhyuk.
“Kau sebegitu menyukainya, ya?”
Eunwoo menatap lengannya yang dipegang oleh tangan lentik Wooseok. Satu sudut bibirnya ditarik perlahan hingga sebuah kekehan ringan terdengar dari bibirnya.
Wooseok hanya terdiam, tangannya melepaskan lengan Eunwoo. Pertanyaan Eunwoo terlalu menggelitiknya, “Aku tidak menyukainya.” gumam Wooseok sambil menunduk, menatap ujung sepatunya.
Dia tidak menyukai Jinhyuk, dia hanya penasaran.
“Harusnya Jinhyuk siswa tahun ke tiga, bersama putra Zeus. Tapi, sekarang dia satu tingkat denganku.”
“Kenapa?” kepala Wooseok kembali terangkat menatap Eunwoo. Pandangan Eunwoo terlihat menerawang menatap ke atas lalu dia menghela napas dalam.
“I don't know.”
“Lying!”
Eunwoo balas menatapnya dengan tatapan tajam. “Aku berbaik hati padamau, memberitahumu untuk tidak mendekati Jinhyuk karena dia berbahaya.” katanya dengan suara rendah penuh peringatan.
“Tapi kenapa? kau perlu alasan kenapa dia berbahaya?”
Alih-alih menjawab, Eunwoo malah menunjuk dagunya ke arah timur, “Dia mendengarkan, disana. Jinhyuk mengawasimu putra Aphrodite.” lanjutnya sambil berbisik.
“Aku half blood, kepekaanku di malam hari tidak pernah diragukan.” tambahnya sambil terkekeh geli, matanya mengerling pada Yohan yang berdiri di belakang Wooseok, setia menemaninya. “Iyakan? kau juga pasti merasakannya, half blood?“
Wooseok berbalik untuk menatap Yohan dengan kening berkerut, meminta jawaban dan Yohan langsung mengangguk pasti, “Memang ada orang disana.” ujarnya setuju dengan Eunwoo.
Menatap tajam arah yang ditunjuk Eunwoo, Wooseok sibuk menebak dalam pikirannya benarkan disana ada Jinhyuk yang mengawasinya? arah pandangannya jauh dibawah para half blood yang memiliki keistimewaan penglihatan di malam hari. Namun, Yohan juga merasakannya, Eunwoo tidak berbohong. Tapi kenapa? apa Jinhyuk mengenalnya lebih dari dia mengenal Jinhyuk?
“Jinhyuk son of Hades.”
Bukan hanya Yohan yang melebarkan matanya, tubuh Wooseok seketika dibuat kaku oleh sebaris kalimat yang diucapkan Eunwoo.
“The prince of underworld.” bisik Yohan lirih.
Dan perlahan, Wooseok bisa melihat presensi Jinhyuk dibalik pohon, menatap langsung kedua matanya dengan senyum dibalik jubah hitam yang menutupi sebagian wajahnya.